Selasa, 09 Agustus 2011

“ Hajaran Tuhan Berguna untuk Mendidik Dalam Kebenaran“


Markus 6 : 1 – 6b


9:1 Sekiranya kepalaku penuh air, dan mataku jadi pancuran air mata, maka siang malam aku akan menangisi orang-orang puteri bangsaku yang terbunuh!
9:2 Sekiranya di padang gurun aku mempunyai tempat penginapan bagi orang-orang yang sedang dalam perjalanan, maka aku akan meninggalkan bangsaku dan menyingkir dari pada mereka! Sebab mereka sekalian adalah orang-orang berzinah, suatu kumpulan orang-orang yang tidak setia.
9:3 Mereka melenturkan lidahnya seperti busur; dusta dan bukan kebenaran merajalela dalam negeri; sungguh, mereka melangkah dari kejahatan kepada kejahatan, tetapi TUHAN tidaklah mereka kenal.
9:4 Baiklah setiap orang berjaga-jaga terhadap temannya, dan janganlah percaya kepada saudara mana pun, sebab setiap saudara adalah penipu ulung, dan setiap teman berjalan kian ke mari sebagai pemfitnah.
9:5 Yang seorang menipu yang lain, dan tidak seorang pun berkata benar; mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat.
9:6 Penindasan ditimbuni penindasan, tipu ditimbuni tipu! Mereka enggan mengenal TUHAN.
9:7 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: "Sesungguhnya, Aku mau melebur dan menguji mereka, sebab apakah lagi yang dapat Kulakukan terhadap puteri umat-Ku?
9:8 Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya.
9:9 Masakan Aku tidak menghajar mereka karena semuanya ini?, demikianlah firman TUHAN. Masakan Aku tidak membalas dendam-Ku kepada bangsa yang seperti ini?
9:10 Menangis dan merintihlah karena gunung-gunung, dan merataplah karena padang rumput di gurun, sebab semuanya sudah tandus sampai tidak ada orang yang melintasinya, dan orang tidak mendengar lagi suara ternak; baik burung-burung di udara maupun binatang-binatang, semuanya telah lari dan sudah lenyap.
9:11 Aku akan membuat Yerusalem menjadi timbunan puing, tempat persembunyian serigala-serigala; Aku akan membuat kota-kota Yehuda menjadi sunyi sepi, tidak berpenduduk lagi."
9:12 Siapakah orang yang begitu bijaksana, sehingga ia dapat mengerti hal ini, orang yang telah menerima firman dari mulut TUHAN, supaya ia dapat memberitahukannya? Apakah sebabnya negeri ini binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya?
9:13 Berfirmanlah TUHAN: "Oleh karena mereka meninggalkan Taurat-Ku yang telah Kuserahkan kepada mereka, dan oleh karena mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya,
9:14 melainkan mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal seperti yang diajarkan kepada mereka oleh nenek moyang mereka.
9:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku akan memberi bangsa ini makan ipuh dan minum racun.
 
 
 
Latar Belakang

Shalom,
Jemaat Yesus Kristus yang berbahagia, dalam renungan kita kali ini saya mengambil Judul sesuai dengan perikop bacaan kita pagi hari ini :

Nabi Yeremia adalah seorang yang berperasaan halus. Ia sangat cinta kepada bangsanya, dan sama sekali tidak suka menubuatkan ajaran ke atas mereka. Di dalam beberapa bagian dari bukunya ia berbicara dengan penuh perasaan tentang penderitaannya karena ia dipanggil oleh Allah untuk menjadi nabi. Perkataan TUHAN adalah seperti api di dalam hatinya; mau tidak mau ia harus menyampaikannya kepada bangsanya.
Yang paling indah dalam buku ini ialah kata-kata TUHAN yang menunjuk kepada suatu masa yang akan datang. Pada masa itu akan ada suatu ikatan janji yang baru dengan Allah. Umat TUHAN akan mentaati janji itu tanpa ada guru yang mengingatkan mereka. Sebab janji itu akan tertulis di dalam hati mereka

Yeremia terus mengungkapkan kepedihannya atas umat Allah yang memberontak serta penolakan mereka untuk bertobat dan dengannya lolos dari kemusnahan yang akan datang. Ia ingin menangis, tetapi kesedihannya terlalu dalam untuk air mata. Teriakan tentang kutukan, tuduhan bersalah, dan peringatan tentang ajaran yang tidak terelakkan diselang-selingi sepanjang pasal ini. Yeremia sering kali disebut "nabi yang menangis" (bd. Yer 14:17), ia menangis siang dan malam untuk umat yang terlalu keras hati sehingga tidak menyadari dekatnya malapetaka mereka; karena perasaan sedih yang amat hebat, secara tradisional Yeremia dianggap penulis kitab Ratapan

Dengan berat hati, seorang bapak yang mengasihi anaknya harus menghajar anaknya ketika ia berbuat salah. Melalui ajaran itu, diharapkan anaknya akan belajar dari kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.
Allah juga terpaksa harus menghajar Israel. Allah harus menghajar mereka (7), meski Ia melakukannya dengan hati yang pedih dan air mata yang tercurah (1). Israel sudah menjadi umat yang jahat, yang melangkah dari kejahatan kepada kejahatan (3), dan melakukan penindasan lepas penindasan (6). Di antara teman dan saudara terjadi saling menipu dan memfitnah (4).
Alasan Tuhan harus membinasakan negeri Israel adalah umat-Nya telah meninggalkan Taurat-Nya. Israel tidak lagi mendengarkan suara-Nya, melainkan menuruti kedegilan hati mereka dan mengikuti para Baal (13-14). Umat Israel tidak mengenal siapa Allah mereka (3, 6). Karena itu Allah akan menyerakkan umat-Nya di antara bangsa-bangsa yang tidak mereka kenal (16).
Dalam kitab Imamat ps. 26 dan Ulangan ps. 28 kita mengetahui bahwa pembuangan merupakan puncak ajaran Allah. Pembuangan terjadi jika Israel terus-menerus tidak mau bertobat dari dosa-dosa mereka. Itu sebabnya hati Tuhan tersayat pedih ketika Ia harus melaksanakan ajaran tersebut. Tujuan Tuhan memberikan ajaran yang demikian berat adalah menyadarkan umat-Nya agar bertobat, kemudian Tuhan akan memulihkan mereka (lih. Im. 26:40-42).
Allah juga akan menghajar kita, umat-Nya, bila kita bebal dan tetap tinggal dalam kubangan dosa. Kita harus ingat bahwa Allah menghajar kita demi kebaikan kita, seperti seorang ayah yang mendisiplinkan anak-Nya (Ibr. 12:5-11).
Ia melakukannya dengan terpaksa karena sesungguhnya Ia mengasihi kita.
.

Pertanyaan: Kapan, kenapa dan bagaimana Tuhan Allah menghajar kita ketika kita berdosa?

Jawaban: Hajaran dari Tuhan adalah fakta yang sering diabaikan dalam hidup orang-orang percaya. Kita sering mengeluh mengenai keadaan kita tanpa menyadari bahwa itu adalah konsekwensi dari dosa kita sendiri, dan adalah bagian dari hajaran yang penuh kasih dan kemurahan dari Allah untuk dosa itu. Ketidakpedulian yang berpusat pada diri sendiri ini dapat mengakibatkan terbentuknya kebiasaan berdosa dalam kehidupan orang percaya yang bahkan akan membutuhkan hajaran yang lebih berat.

Hajaran tidak boleh disamakan dengan ajaran yang tanpa perasaan.
Hajaran Allah adalah respon kasih-Nya kepada kita, dan kerinduan-Nya agar kita semua suci. “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi” (Amsal 3:11-12).
Allah menggunakan ujian, pencobaan, dan berbagai kesulitan untuk mempertobatkan kita kembali kepada-Nya.
Hasil dari hajaran ini adalah iman yang lebih kokoh dan hubungan yang diperbaharui dengan Allah (Yakobus 1:2-4), termasuk hancurnya cengkeraman dosa itu dalam hidup Anda.

Dosa yang berkelanjutan, yang terbiasa, atau “yang parah” sering kali harus dihadapi dengan cara yang lebih keras. Anda mungkin tidak akan kehilangan pahala yang Anda raih ketika berada di dunia, tapi mungkin Anda tidak akan ada di dunia untuk jangka waktu yang lama! Bacalah 1 Korintus 10:6-10, 1 Korintus 11:28-30, I Yohanes 5:16-17 dan kisah Ananias dan Safira dalam Kisah 5. Dalam semua kasus ini dosa mengakibatkan kematian. Ini ekstrim, namun jelas merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan sebelum menyerahkan diri kepada kebiasaan dosa.

Hajaran Allah adalah untuk kebaikan kita sendiri, agar Dia dipermuliakan dalam kehidupan kita. Dia ingin kita menunjukkan kehidupan yang suci, hidup yang mencerminkan natur baru yang Allah telah berikan kepada kita: “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:14-16). Kalau kita berdosa tanpa menyesal kita bisa berharap untuk dihajar. Namun demikian, kerasnya hajaran adalah bagaikan mengasah permata yang kasar, karena kita akan dihaluskan dan dikuatkan. Mengabaikan hajaran Allah dan terus berdosa akan menghasilkan hajaran lebih lanjut, kesulitan yang lebih besar, dan pada akhirnya, kematian.

Doaku: Tuhan, ajarkan aku untuk melihat kasih-Mu ketika Engkau menghajarku. Ajarkan aku untuk melihat bahwa Engkau melakukannya untuk kebaikanku. Amin

“ JANGANLAH TINGGI HATI “


Yeremia 13 : 15-27

13:15 Dengarlah, pasanglah telingamu, janganlah kamu tinggi hati, sebab TUHAN telah berfirman.
13:16 Permuliakanlah TUHAN, Allahmu, sebelum Ia membuat hari menjadi gelap, sebelum kakimu tersandung di atas bukit-bukit yang diliputi senja, sementara kamu menanti-nantikan terang, tetapi Ia menjadikan hari kelam pekat dan mengubahnya menjadi gelap gulita.
13:17 Jika kamu tidak mau mendengarkannya, aku akan menangis di tempat yang tersembunyi oleh karena kesombonganmu, air mataku akan berlinang-linang, bahkan akan bercucuran, oleh sebab kawanan domba TUHAN diangkut tertawan.
13:18 Katakanlah kepada raja dan kepada ibu suri: "Duduklah di tempat yang rendah sekali, sebab mahkota kemuliaanmu sudah turun dari kepalamu!"
13:19 Kota-kota tanah Negeb sudah ditutup gerbangnya, dan tidak ada seorang pun yang membukanya. Segenap Yehuda sudah diangkut ke dalam pembuangan, diangkut ke dalam pembuangan seluruhnya.
13:20 Layangkanlah matamu, hai Yerusalem, dan lihatlah, ada orang-orang datang dari utara! Di manakah kawanan ternak yang diberikan kepadamu, kambing domba yang menjadi kemuliaanmu?
13:21 Apakah yang kaukatakan, apabila diangkat menjadi kepalamu orang-orang yang kauperlakukan sebagai pacar? Bukankah kesakitan akan menyergap engkau seperti halnya seorang perempuan yang melahirkan?
13:22 Dan apabila engkau bertanya dalam hatimu: "Mengapakah semuanya ini menimpa aku?" Karena banyaknya kesalahanmulah maka disingkapkan ujung kainmu dan engkau diperkosa!
13:23 Dapatkah orang Etiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?
13:24 Aku akan menghamburkan mereka seperti sekam yang diterbangkan angin padang gurun.
13:25 Itulah nasibmu, bagianmu yang telah Kuukur untukmu, demikianlah firman TUHAN, karena engkau melupakan Aku, dan mempercayai dusta.
13:26 Aku pun juga akan mengangkat ujung kainmu sampai kepada mukamu, sehingga kelihatan auratmu.
13:27 Zinahmu dan ringkikmu, persundalanmu yang mesum di atas bukit-bukit dan di padang-padang, Aku sudah melihat perbuatanmu yang keji itu. Celakalah engkau, hai Yerusalem, berapa lama lagi hingga engkau menjadi tahir?
 
Jemaat Kristus yang diberkati, kiat akan merenungkan nats yang kita telah bersama-sama mebacanya, inilah yang Alkitab katakan, yang harus kita terima dan jangan menolaknya, mengapa karena itulah yang Tuhan mau katakan dan kita ingat dalam hati dan pikiran kita masing-masing sebagai umatnya.
Saya member Judul :

JANGANLAH TINGGI KAMU TINGGI HATI

Tinggi hati nampak dari SIKAP yang tidak mau ditegor, gampang tersinggung dan mudah marah.
Sikap merupakan ungkapan dari pikiran, oleh karenanya Allah mengajarkan pada kita untuk selalu memelihara dan mengelola pikiran kita.

Filipi  4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Kolose  3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Karena apa yang di bumi adalah kedagingan, segala sesuatunya ada dalam ketidak pastian, seperti yang diungkapan nabi Yesaya

Yesaya  8:22 dan akan melihat ke bumi, dan sesungguhnya, hanya kesesakan dan kegelapan, kesuraman yang mengimpit, dan mereka akan dibuang ke dalam kabut

Sikap  menjadi tidak terkendali, yang akan melahirkan emosi dan perasaan kita, terefleksi dalam setiap tindakkan kita yang sangat tidak menyenangkan bagi orang lain.
Segala tindakkan kita menyebabkan kesesakan dan menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Mungkin sulit bagi kita mengerti akibat sikap kita bagi orang lain.
Namun lambat atau cepat kita akan menuai tindakkan kita yang semakin tidak kondusif, mungkin kita kan menyalahkan respon lingkungan terhadap sikap kita.
Akibatnya kita akan merasa sendirian, menganggap orang lain bodoh, kolot dan tidak dapat diajak maju.
Perasaan seperti ini akan semakin kuat mencengkeram kita, dan semakin hari tindakkan kita  semakin menjadi kebenaran bagi diri kita sendiri.......apabila ini terjadi kita akan menuai KEBIASAAN selalu merendahkan oran-orang disekeliling kita yang tidak bisa menerima SIKAP KITA.
Seringkali tindakkan kita sangat responsif dan agresif merendahkan orang lain, kita tidak bisa lagi menerima ide dan pikiran orang lain, mudah marah dan tersinggung.
Apapun yang orang lain lakukan, selalu salah.
Apabila kondisi ini berlarut-larut, maka akan membentuk KARAKTER kita.
Jadi.......Jemaat Kristus yang diberkati Allah, KARAKTER adalah BUAH dari pikiran kita.
Dan Allah telah memberikan tolok ukur dalam menilai karakter kita.

Galatia  55:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

Masing-masing kita dapat mengukur dan meniliti diri kita sendiri, sesungguhnya kita termasuk orang yang tinggi hati atau rendah hati, kita lihat dan analisa, apakah kita sudah sesuai atau belum dengan  kriteria yang Allah telah berikan?
Mungkin sukacita sudah ada pada kita....
Damai sejahtera?’ ya sudah karena berkat Allah begitu melimpah
Kebaikkan ?......ya saya selalu berbuat baik pada orang lain.
Kesetiaan?.....pasti saya dari dulu sampai sekarang tetap menjadi orang Kristen.
Secara khusus saya mengajak menyoroti tentang KASIH yang merupakan rasa atau KARAKTER awal dari buah kasih.

I Korintus  13:4 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.

Jelas tinggi hati bukan ciri-ciri orang beriman, karena tinggi hati bukanlah kasih. Sedangkan Kasih adalah Allah
Boleh saja saudara dan saya mengatakan saya percaya kepada Yesus Kristus, tetapai kalau kita tidak mengasihi sesama kita, masihkah kita layakkah disebut sebagai anak Tuhan?

I Yohanes  4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Dengan demikian, saya dengan mantab berani katakan bahwa KARAKTER adalah PERWUJUDAN dari IMAN.
Agar kita selalu ada dalam Iman maka tidak ada pilihan lain selain kita menjaga pikiran kita setiap saat pada kehendak Allah

Yohanes  20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.

Hidup dalam nama Yesus menjamin segala sesuatu ada dalam kuk atau kendali Allah.
Oleh Roh Kudus kita akan dikendalikan seturut kehendak Allah, dan dapat dipastikan buah Roh menjadi cerminan hidup kita.

Untuk mengakhiri kotbah saya, agar semakin paham dimana kedudukan orang yang tinggi hati dihadapan Allah, saya berikan ilustrasi sebagai berikut :

Seekor anak anjing yang kecil mungil sedang berjalan-jalan di ladang pemiliknya.

Ketika dia mendekati kandang kuda, dia mendengar binatang besar itu memanggilnya.

Kata kuda itu : "Kamu pasti masih baru di sini, cepat atau lambat kamu akan mengetahui kalau pemilik ladang ini mencintai saya lebih dari binatang lainnya, sebab saya bisa mengangkut banyak barang untuknya, saya kira binatang sekecil kamu tidak akan bernilai sama sekali baginya", ujarnya dengan sinis.

Anjing kecil itu menundukkan kepalanya dan pergi.

Lalu dia mendengar seekor sapi di kandang sebelah berkata : "Saya adalah binatang yang paling terhormat di sini sebab nyonya di sini membuat keju dan mentega dari susu saya. Kamu tentu tidak berguna bagi keluarga di sini", dengan nada mencemooh.

Teriak seekor domba : "Hai sapi, kedudukanmu tidak lebih tinggi dari saya, saya memberi mantel bulu kepada pemilik ladang ini. Saya memberi kehangatan kepada seluruh keluarga. Tapi omonganmu soal anjing kecil itu, kayanya kamu memang benar. Dia sama sekali tidak ada manfaatnya di sini."

Satu demi satu binatang di situ ikut serta dalam percakapan itu, sambil menceritakan betapa tingginya kedudukan mereka di ladang itu.

Ayam pun berkata bagaimana dia telah memberikan telur, kucing bangga bagaimana dia telah mengenyahkan tikus-tikus pengerat dari ladang itu. Semua binatang sepakat kalau si anjing kecil itu adalah mahluk tak berguna dan tidak sanggup memberikan kontribusi apapun kepada keluarga itu.

Terpukul oleh kecaman binatang-binatang lain, anjing kecil itu pergi ke tempat sepi dan mulai menangis menyesali nasibnya, sedih rasanya sudah yatim piatu, dianggap tak berguna, disingkirkan dari pergaulan lagi.....

Ada seekor anjing tua di situ mendengar tangisan tersebut, lalu menyimak keluh kesah si anjing kecil itu.

"Saya tidak dapat memberikan pelayanan kepada keluarga disini, sayalah hewan yang paling tidak berguna disini."

Kata anjing tua itu : "Memang benar bahwa kamu terlalu kecil untuk menarik pedati, kamu tidak bisa memberikan telur, susu ataupun bulu, tetapi bodoh sekali jika kamu menangisi sesuatu yang tidak bisa kamu lakukan. Kamu harus menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk membawa kegembiraan."

Malam itu ketika pemilik ladang baru pulang dan tampak amat lelah karena perjalanan jauh di panas terik matahari, anjing kecil itu lari menghampirinya, menjilat kakinya dan melompat ke pelukannya. Sambil menjatuhkan diri ke tanah, pemilik ladang dan anjing kecil itu berguling-guling di rumput disertai tawa ria.

Akhirnya pemilik ladang itu memeluk dia erat-erat dan mengelus-elus kepalanya, serta berkata : "Meskipun saya pulang dalam keadaan letih, tapi rasanya semua jadi sirna, bila kau menyambutku semesra ini, kamu sungguh yang paling berharga di antara semua binatang di ladang ini, kecil kecil kamu telah mengerti artinya kasih..."
Jangan sedih karena kamu tidak dapat melakukan sesuatu seperti orang lain karena memang tidak memiliki kemampuan untuk itu, tetapi apa yang kamu dapat lakukan, lakukanlah itu dengan sebaik-baiknya..... Dan jangan sombong jika kamu merasa banyak melakukan beberapa hal pada orang lain, karena orang yang tinggi hati akan direndahkan dan orang yang rendah hati akan ditinggikan.
Amin

Senin, 01 Agustus 2011

YESUS DITOLAK DI NAZARETH

Markus 6 : 1 – 6b

6:1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
6:5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.
6:6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
 
 
Latar Belakang
 
Shalom,
Jemaat Yesus Kristus yang berbahagia, dalam renungan kita kali ini saya mengambil Judul sesuai dengan perikop bacaan 
kita pagi hari ini :
 
YESUS DITOLAK DI NAZARETH 
 
Saudara – saudara yang dikasihi Yesus Kristus, kalau kita menengok ke Injil Markus 6 : 4
 
6:4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat 
asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya."
 
Nats ini melatar belakangi Judul Renungan kita pagi hari ini :
 
YESUS DITOLAK DI NAZARETH 
 
Kalau kita menengok kembali perjalanan hidup kita sampai hari ini, tentu kita akan sependapat bahwa banyak 
kali terjadi penolakan-penolakan oleh sekeliling kita terhadap keberadaan atau eksistensi kita.
Penolakan terhadap ide kita, pendapat, lamaran, cinta, bahkan hal hal baik yang hendak kita berikan kepada 
orang lainpun ditolak.
Bahkan didalam pelayan kitapun sering terjadi penolakan penolakan oleh sekeliling kita.
Penolakan-penolakan itu, apapun jenis penolakannya pastilah sangat menyakitkan hati kita.
Akan sangat aneh bila sesorang yang tertolak tidak sakit hati.
Saya mencoba mengingat kembali apa yang dialami oleh Tuhan Yesus. ketika Dia ditolak di Nazareth (Markus 6:1-4) dan ketika Dia ditolak oleh  banyak orang yang menyalibkan-Nya, bagaimanakah perasaan Yesus pada waktu itu??? apakah senang atau sakit hati?
Sepertinya tidak dituliskan secara detail di Kitab Suci.
Tetapi dengan tegas Tuhan Yesus menubuatkan :
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum 
keluarganya dan di rumahnya."
 
Sekarang timbul pertanyaan dihati kita, mengapa seorang nabi ditolak di tempat asalnya sendiri, di antara 
kaum keluarganya dan dirumahnya sendiri????
Dan hal ini tentulah tidak hanya dialami oleh Tuhan Yesus sendiri, terhadap diri kitapun demikian juga, 
mengapa????
 
Jawabnya :
 
1.      Kondisi dan status keluarga kita
 
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? 
Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa 
dan menolak Dia.
 
Seringkali kita alami penolakan terjadi karena mereka melihat bagaimana keluarga kita.
Bagaimana dia bisa berkata begitu??.....bagaimana dia bisa berbuat itu???
Bukakankahdia dulu orang kafir.....preman....suaminya saja begitu......istrinya begitu......anaknya 
begitu......orang tuanya begitu....??
Eeeeeh.....sekarang dia kotbah tentang kesetiaaan......kenapa tidak ingat istrinya pernah selingkuh...
suaminya hari ini masih punya wil.....wanita idaman lain.
 
2.      Lingkungan / kopetensi kita
 
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan 
bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan 
menolak Dia.
 
Bukankah dia cuman lulusan.......
Mana mungkin  dia bisa.......darimana dia bisa seperti itu????
Bukankah dia dulu berasal dari....
 
3.      Kita termasuk golongan mereka
 
6:3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan 
bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan 
menolak Dia.
 
Aaaaah sekarang dia bisa berkata begitu.......dulu ya sama saja dengan kita kita ini.............
Tetapi yang patut kita perhatikan adalah "next step" (next action) dari Tuhan Yesus. DIA tidak ngambek,
DIA tidak merenungi (meratapi) nasibNya, DIA tidak menyerah  begitu aja, TAPI DIA tetap fokus pada
visi dan misinya. Melanjutkan pekerjaan yang harus  DIA kerjakan.
Penderitaan/penolakan yang saya alami (dan yang Anda alami) tentunya tidak bisa dibandingkan
dengan penderitaan/penolakan yang dialami Yesus yg berkali-kali lipat.
Dan Tuhan Yesus masih bisa bertahan dan terus maju!

Sewaktu kita masih kelas 2-3 SD, ketika kita melihat teman kelas kita yang maju ke papan tulis dan
tidak bisa mengerjakan soal: "berapa 1+1?". Tentunya kita akan tertawa. Mentertawakan  kebodohannya!

Begitu pula sekarang ini, kalau kita mengalami ditolak, yah tertawa aja (tertawanya di dalam hati aja :), mentertawakan kebodohan kita. Kenapa bodoh dalam membuat lamaran yang lebih baik, bodoh dalam proposal skripsi yang mencengangkan, dsb...
Dan tetap lanjutkan ke "next step" (next action), memperbaiki kesalahan yang sudah lewat, membuat proposal yang lebih baik lagi, dan terus mencoba mengajukannya lagi. Gagal lagi? Perbaiki lagi, perbagus lagi, ajukan lagi.

Dan apabila kita kaitkan dengan kejadian akhir-akhir ini, pembakaran Gereja……penindasan dimana mana, percayalah bukan kita yang menjadi sasaran.
Bukan kita yang ditolak, bukan kita yang dibenci, melainkan Yesus…….Nama Yesus yang ditolak dunia ini.
Seperti tertulis di Matius 10 :

Matius  10:22 Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Tetap senyum & bersemangat!
Hidup ini terlalu indah untuk hanya diratapi / disesali.