Jumat, 13 Januari 2012

DOA YANG DIAJARKAN TUHAN YESUS

DOA BAPA KAMI
Doa penuh iman dari umat Allah itulah yang membuka pintu aliran kuasaNya yang dahsyat. Doa penuh iman dari kitalah yang mempersiapkan dan membuka jalan bagi Tuhan agar kehendakNya terjadi di bumi seperti di sorga.
Jika Anda merasa belum pernah berdoa seperti itu, renungkanlah. Anda dan saya seringkali mendoakan hal ini tanpa menyadari dan memahaminya, bahwa sebenarnya kita telah menikkan suatu doa yang penuh kuasa, doa profetik yang setiap saat kita doakan, dan yang dalam Injil Matius 6:9-13 disebut "Doa Bapa Kami". Doa yang diajarkan Yesus dan telah berabad-abad diucapkan oleh umatNya ini memang sepintas tampaknya sangat sederhana. Tetapi sebenarnya inilah doa yang sempurna yang mencakup seluruh elemen yang dibutuhkan untuk menggenapi seluruh rencana Allah.
Yesus berkata, satu-satunya alasan tentang kehdiranNya adalah untuk melakukan kehendak Allah Bapa (Ibrani 10:7). Sehingga tidaklah mengherankan, ketika para muridNya mohon agar Dia mengajari mereka berdoa. Ia mengajarkan kepada mereka doa yang dibutuhkan untuk penggenapan seluruh kehendak Allah. Karena itu, hendaknya kita tidak terkejut, bahwa di dalam doa yang tampaknya sederhana ini, ditemukan begitu banyak pewahyuan yang menakjubkan, melebihi apa yang kita lihat dan pikirkan. Naikkanlah doa ini dengan penuh iman, maka kita akan melihat kuasa Allah yang luar biasa dinyatakan.
"BAPA KAMI YANG DI SORGA, DIKUDUSKANLAH NAMAMU"
Yesus mengawali doaNya dengan dua kata yang sederhana: Bapa Kami. Dalam hal ini, Ia membuat suatu pernyataan awal bagi kita yang telah mengalami kelahiran baru sebagai anak-anak Allah. Ia menyatakan kita sebagai anak-anak Allah sebagaimana Ia adalah Anak Allah. Ia memanggil kita saudara saudariNya, yang dilahirkan dari Allah Bapa, sama seperti Dia. Di dalam dua kata ini, Yesus sebenarnya memproklamirkan bahwa kita memiliki warisan rohani yang sama dengan Dia.
Di dalam dunia natural, jika orang tua memiliki dua orang anak, maka anak-anak itu mungkin memiliki perilaku yang berbeda, yang seorang mungkin lebih mirip dengan orang tuanya. Tetapi secara genetic, mereka sama-sama berasal dari satu sumber. Kedua orang anak itu tetap keturunan ayahnya.
Ketika Yesus berkata, "Bapa Kami", Ia berdoa bahwa kita semua yang adalah anak-anak Allah memiliki benih kesempurnaan yang sama di dalam diri kita seperti yang dimiliki Yesus. Kita dilahirkan dari satu gen yang sama dengan Yesus. Kita memiliki kapasitas untuk menjadi seperti Yesus. Karena di dalam diri kita terdapat sumber kehdupan kekal yang tidak tergoncangkan ! Seperti 1 Petrus 1:23 berkata bahwa kita "…telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal."
Lebih dari pada itu, benih yang ada di dalam diri kita telah dikuduskan, benih yang suci. Benih itu murni, sempurna dan tanpa cacat seperti Bapa sorgawi kita. Kita memiliki kapasitas untuk menjadi seperti itu, ketika kita "bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus…." (Efesus 4:15).
Nama Allah adalah kudus dan tanpa cacat dan kepada kita telah diberikan namaNya (Efesus 3:14-15). Allah Bapa sorgawi kita ingin menyatakan kuasa dan kekudusan dari namaNya di dalam diri kita. KehendakNya adalah agar kita mengolah benih ilahi yang ada di dalam diri kita sampai kita mencapai suatu titik kematangan di dalam Yesus. Inilah takdir ilahi yang sebenarnya dari setiap anak Allah. Yesus telah mengucapkanNya dalam kalimat pertama dari doaNya : "Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu".
"DATANGLAH KERAJAANMU, JADILAH KEHENDAKMU DI BUMI SEPERTI DI SORGA"
Kehendak Allah, Bapa sorgawi kita adalah agar kita mencapai "tanah perjanjian" yang telah kita warisi di dalam Kristus Yesus. Memang tampaknya sulit bagi kita untuk mencapai "tanah perjanjian" jika bukan karena kata-kata berikutnya dalam doa Yesus, "datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga". Ketika mengucapkan kalimat doa ini, Yesus memohon kepada Allah Bapa untuk menggunakan kuasaNya sebagai raja. Ia memohon kepada Allah untuk menggunakan otoritas dan dominasiNya sehingga maksud dan tujuan kekalNya dapat digenapi di bumi seperti di sorga.
Apakah maksud dan tujuan kekal Allah ? Dalam Efesus 1:10-11 dikatakan bahwa Allah merencanakan "sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi… di dalam Kristus, karena di dalamDialah kami mendapat bagian yang dijanjikan - kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendakNya".
Sebelum Yesus kembali ke bumi, dalam siklus waktu akhir jaman ini, Allah merencanakan untuk memanifestasikan pencurahan RohNya atas umatNya di bumi yang akan menggenapi maksud dan tujuanNya untuk mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus dan membawa kita semua menuju kepada "kegenapan waktu" … untuk dipersatukan di dalam Kristus Yesus. Sebelum masuk ke masa "kegenapan waktu", kita sekarang ini berada di dalam masa pemulihan, di mana Allah akan membimbing kita untuk bertumbuh ke arah tingkatan kerohanian yang sempurna sebagai anak-anakNya. Allah akan memperbaiki posisi rohani kita sebagai tentara-tentaraNya yang 100% berkemenangan. Allah akan memampukan kita untuk merebut kembali apapun yang telah dicuri setan dari hidup kita. Allah akan mengaruniai kita pikiran jernih, Allah akan memampukan kita membedakan ajaran yang benar dan yang tidak benar.
Jadi semakin sering kita mengucapkan dengan penuh iman kalimat doa Yesus di atas, semakin dekatlah kita dengan "kegenapan waktu" - pengangkatan bagi mempelai wanitaNya, … semakin dekatlah kita dengan perjamuan kawin Anak Domba - persatuan antara segala sesuatu yang di sorga dan di bumi, ketika Yesus Kristus sebagai Kepala dan gerejaNya akan memerintah selama-lamanya.
"BERIKANLAH KAMI PADA HARI INI MAKANAN KAMI YANG SECUKUPNYA"
Kalimat doa singkat di atas, nampaknya hanyalah permohonan sederhana kepada Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusiawi kita sehari-hari. Tetapi sebenarnya, jika kita letakkan dalam hubungan kata-kata doa yang dianikkan Yesus mengandung arti yang lebih dalam - suatu permohonan agar Allah memenuhi apapun yang kita butuhkan setiap hari dengan tujuan agar kita dapat menggenapi rencanaNya yang abadi bagi kita. Merupakan suatu petisi bagi hal-hal yang harus kita miliki - pewahyuan, hikmat, pemenuhan kebutuhan rohani untuk melanjutkan langkah menuju takdir ilahi kita.
Tidak secara instant, citra kita diubahkan menjadi seperti yesus. Kita tidak bertumbuh melekat kepada Dia hanya dalam semalam saja. Suatu proses tranformasi selalu membutuhkan waktu. Dan proses itu, setiap hari membutuhkan impartasi Allah. Kalimat doa di atas menunjukkan, adanya sesuatu yang kita butuhkan hari ini untuk mempersiapkan hari esok - menyatakan bahwa setiap hari kita membangun masa depan di dalam Allah. Kita bergerak dari iman menuju kepada iman (Roma 1:17) dan dari kemuliaan menuju kemuliaan (2 Korintus 3:18).
Setiap hari kita butuh sesuatu dari Allah, sehingga kita bisa membangun hari-hari esok di atas hari-hari kemarin. Secara terus menerus, saat menerima kemurahanNya setiap hari, citra kita diubahkan menjadi seperti Yesus. Setiap hari kita menjadi lebih dan lebih lagi seperti Dia di dalam segala jalan kehidupan kita. Makin hari, ketika kita membutuhkannya, kita makin mampu mendapatkan apa yang dibutuhkanNya. Ia tidak pernah sakit, selalu sehat. Ia selalu berkelimpahan. Ia selalu ada dalam damai. Ia selalu mendapatkan semua itu ? Tidak, Ia memohon kepada Allah Bapa dan memperoleh semuanya itu lebih dari kita karena Ia memilii keterikatan yang sempurna dengan Allah Bapa. Yesus memahami, kemampuanNya untuk mendapatkan semua itu berasal dari Allah, karena itu tidak ada doaNya yang tidak dikabulkan Allah.Ia selalu menerima apa yang dibutuhkanNya.
Yesus ingin kita melakukan hal yang sama denganNya. Kita mampu melakukannya, jika kita memelihara hubungan dengan Dia - menerima dariNya hari ini untuk mempersiapkan hari esok ( Yohanes 15:7). Sehingga kita tidak perlu kuatir akan hari esok - selalu berada di tempat dan waktu yang tepat. Dan setiap hari, kita akan berada satu langkah lebih dekat kepada sasaran kita, yaitu penggenapan rencana Allah Bapa yang abadi bagi kita.
"DAN AMPUNILAH KAMI AKAN KESALAHAN KAMI, SEPERTI KAMI JUGA MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI, DAN JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN, TETAPI LEPASKANLAH KAMI DARI PADA YANG JAHAT"
Kembali kita melihat bagaimana Yesus berdoa lebih lanjut tentang konsep pengampunan Allah bagi kita dan pengampunan kita terhadap sesama atas berbagai macam jenis kesalahan manusiawi kita. Ia berdoa tentang rencana penebusan. Penebusan yang Ia bawa bagi kita melalui darahNya yang tercurah adalah puncak tindakan pengampunan dosa - pelunasan hutang. Yesus memberikan kepada kita kemerdekaan abadi dari belenggu dan hukuman atas semua kesalahan, kegagalan dan kekalahan moril kita. Ia memberikan kepada kita kedudukan yang sama di hadapan Allah Bapa, tanpa kita harus membayar apapun.
Kalimat berikutnya, mengajarkan kita bahwa Allah sanggup mengeluarkan kita dari pencobaan dan membawa kita ke tempat yang aman dari kejahatan. Allah sanggup membawa umatNya berkemenangan dalam melewati setiap pencobaan, kesengsaraan, dan penganiayaan. Ketika Allah membawa kita masuk ke dalam kesengsaraan, saat itu juga Ia telah siap untuk mengangkat kita. Ketika iblis membawa kesengsaraan bagi kita, ia menghancurkan dirinya sendiri. Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa Allah tidak pernah menjadi sumber pencobaan bagi kita (Yakobus 1:13), tetapi, Ia akan memimpin kita untuk melewatinya. Itulah sebabnya yakobus 1:2, mengatakan agar kita menganggap berbagai pencobaan dalam hidup kita sebagai suatu kebahagiaan. Belajar mempercayai Allah dalam berbagai pencobaan adalah bagian dari pendewasaan kita, dan saat pencobaan datang, kita yakin bahwa Allah akan membawa kita melewatinya.
Tetapi, Yesus tidak hanya berdoa agar Allah membawa kita keluar dari setiap pencobaan dengan kemenangan. Ia mohon agar Allah menghindarkan kita dari pencobaan dan melepaskan kita dari yang jahat, sepertinya Ia memohonkan suatu "pelarian" bagi kita. Mengapa ? Karena Yesus berdoa bagai penggenapan puncak dari segala sesuatu. Ia melihat jauh ke depan dan berdoa tentang hari Pengangkatan - pelarian terbesar ! Yesus berdoa bagi akhir dari suatu proses, Ia berkata : "Bapa, berikanlah kedewasaan penuh bagi anak-anakMu, sehingga kami layak tinggal bersama Engkau !" Yakobus menyatakan tingkat kedewasaan ini kita peroleh ketika kita menjadi "sempuna dan untuk dan tak kekurangan suatu apapun" (Yakobus 1:4). Inilah tingkatan di mana kita benar-benar sesuai dengan citra Kristus - siap menjadi mempelai wanitaNya yang tidak bercacat dan tidak bercela !
"KARENA ENGKAULAH YANG EMPUNYA KERAJAAN DAN KUASA DAN KEMULIAAN SAMPAI SELAMA-LAMANYA. AMIN"
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa di Taman Eden, mereka harus melalui berbagai macam pencobaan untuk menggenapi rencana dan tujuan abadi Allah Bapa bagi diri mereka. Sepanjang 6000 tahun sejarah kehidupan umat manusia telah diserang oleh iblis melalui berbagai macam godaan. Dan Allah selalu membebaskan umatNya dari pencobaan-pencobaan itu dan memberikan suatu kemenangan bagi umatNya, jika kita mengijinkan Dia melakukan hal itu. Tetapi dalam doaNya, Yesus berdoa bagi suatu proses akhir perjalanan hidup umat Allah. Yesus mau kita menang sampai akhir, di mana untuk mencapai kemenangan akhir ini kita harus sampai terlebih dulu pada suatu tingkat kedewasaan - kematangan rohani yang sempurna, utuh, dan tak kekurangan sesuatu apapun (Yakobus 1:4). Pertanyaannya : bagaimana kita dapat mencapai tingkatan itu ?
Kesempurnaan rohani hanya dapat kita capai, jika kita mengijinkan Allah Bapa yang memiliki kuasa dan otoritas seorang Raja menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulaiNya dengan sangat baik di dalam diri kita. Ia memiliki kuasa sempurna untuk menyelesaikan pekerjaanNya. Kata "kuasa" dalam doa Yesus ini bukan saja memiliki kuasa untuk melakukan sesuatu, tetapi jika ia tidak memiliki kemauan, ia tidak akan melakukannya.
Raja kita, bagaimanapun, Ia tidak hanya memiliki kuasa untuk mewujudkan penggenapan rencanaNya di dalam kita - Ia memiliki kemauan untuk melakukannya ! Ia memiliki wilayah, kekuasaan dan otoritas. Dan, Ia juga memiliki kemuliaan yang dibutuhkan utnuk menyelesaikan pekerjaan. Seorang hamba Tuhan berkata, kata "kemuliaan" adalah suatu perwujudan keagungan yang sempurna yang menjadi bagian bagi siapapun yang "tinggal" di dalam Allah.
Sangat menakjubkan, di dalam doaNya, Yesus mengucapkan pengakuan imanNya di dalam kuasa Allah untuk membawa kita masuk ke dalam perwujudan keagungan yang sempurna. Inilah tujuan ilahi kita di dalam Dia ! Bukan hanya sementara, tetapi … sampai kesudahan jaman dan bahkan kekal selama-lamanya.
Itulah doa yang diajarkan Yesus bagi kita. Itulah yang Ia inginkan untuk kita percayai. Dan kita memiliki keyakinan bahwa Ia juga dapat menggenapi doaNya di dalam hidup kita. Mulai hari ini, kita tahu bahwa kita dapat menaikkan "Doa Bapa Kami" di dalam iman dan dengan yakin mengucapkan - Amin dan Amin !