Jumat, 04 September 2015

CARI KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA



Matius 6 : 25 - 24
 
6:25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Jemaat Kristus yang dikasihi Allah Bapa.
Saya mengambil Judul sesuai renungan malam dari sabda bina umat :

CARILAH KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA.

Sudah terlalu sering kalimat ini kita dengar dan kita renungkan bahkan disetiap ibadah minggu kita selalu mengucapkannya dalam doa kita.
Tetapi sejauh mana kita memahami secara kongkrit makna dan arti Kerajaan Allah dan kebenaranNya masih merupakan tanda tanya besar bagi masing-masing kita.
Dan mungkin masing-masing kita berbeda dalam memaknainya, dan bertanya-tanya, Bagaimana caranya mencari kerajaan Allah?

Jawab :

1.      Kita akan  memulai dari memahami unsur kerajaan.
Sebuah kerajaan pasti ada Pemerintahan, warga, territorial ( daerah kekuasaan) dan Hukum.
Tanpa semua ini satu komunitas atau organisasi tidak dapat dikatakan sebuah Kerajaaan.

a.       Teritorial, berkaitan dengan ini kita harus mengerti sebuah kerajaan mutlak harus memiliki territorial atau daerah kekuasaan. Territorial didalam Kerajaan Allah (Ibrani: malekhut  syamayim), berbeda dengan Kerjaan – kerajaan yang ada didunia ini. Kalau pengertiannya sama dengan kerajaan didunia ini maka terlalu sempit bagi Kerajaan Allah. Tuhan Yesus menjelaskan hal itu di dalam

Yohanes  18:36 Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini."

Tuhan Yesus, menjelaskan bahwa KerajaanNya bukanlah dari dunia ini…melainkan lebih dari sekedar bumi.
Mari kita lihat di Yeremia 23 : 24

Yeremia 23:24 Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.

Tidakkah aku memenuhi langit dan bumi??
Teritorialnya mencakup seluruh alam semesta ini, kekuasaannya tak terbatas.

b.      Hukum, setiap pemerintahan pasti memiliki aturan-aturan (hokum)

Matius  5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.

c.       Warga Kerajaan Allah,

Matius 16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Filipi 3:20 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,

Efesus 2:12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.



2.      Memahami makna kebenaranNya

Yohanes 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

3.      Mentaati hukum-hukum Allah

Matius 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.

Lukas 8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."


Amin.

 
Kotbah KKR GPIB
19 Januari 2011
 
 
Timotius Suprapto 

Jumat, 28 Agustus 2015

Bangun dan Bangkitlah dari antara Orang Mati



Bangun dan Bangkitlah dari antara Orang Mati
Effesus 5 : 10 – 14


5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
 
Firman Tuhan di dalam Efesus 5:14 menjadi Tema renungan kita saat ini.
Di dalam ayat ini Paulus mengatakan, "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Di dalam ayat 14 ini seakan-akan Paulus mau mengatakan, "Jika kamu telah bangun dari tidurmu, telah bangkit dari kematian dan sekarang di dalam terang maka berjalanlah secara bijaksana. Atau dengan kata lain, "Karena kamu telah diselamatkan, hendaklah kamu berjalan di dalam bijaksana." Seseorang mungkin berkata, "Tunggu sebentar!" Bagaimana mungkin seorang yang baru percaya kepada Kristus dapat berjalan dalam hikmat? Bukankah kita harus bertumbuh? Menjadi orang Kristen yang bijaksana membutuhkan waktu yang lama. Pertanyaan-pertanyaan ini keliru, karena ayat ini tidak menunjuk kepada orang Kristen yang baru, melainkan Paulus mau mengatakan bagaimana hidup sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan. Disini Paulus sedang mengatakan, "Sejak kamu bangun, hidup dan ada di dalam terang, kamu dapat berjalan secara bijaksana." Di dalam ayat ini kata ‘bangunlah’ merupakan kata yang penting. Kata ‘bangun’ menunjukkan kita sudah ‘hidup’ dan jika kita ‘hidup’ itu berarti kita memiliki ‘kesadaran.’ Jika kita sudah sadar barulah kita bisa ‘bangkit.’ Sesudah bangkit barulah kita bisa bekerja dan Kristus baru dapat ‘bercahaya’ melalui hidup kita. Sayangnya, banyak orang menamakan diri orang Kristen bahkan sudah lama menjadi orang Kristen, namun hidupnya tidak bercahaya di tengah-tengah kegelapan dan hanyut terbuai dalam arus kehidupan serta berada di bawah tekanan dosa, sehingga cahaya Kristus tidak nampak di dalam orang tersebut. Hanya jemaat yang hidup, yang bangun dan yang bangkit barulah Kristus bercahaya di tengah kegelapan.
Agar, Kristus bercahaya di dalam hidup jemaat bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya jemaat yang telah diselamatkan harus menggumulkan beberapa hal:

1.      Memperhatikan dengan seksama bagaimana jemaat hidup."

Kata "dengan seksama" disini di dalam bahasa Yunani memiliki arti ketepatan atau ketelitian. Jadi hidup dengan seksama disini merupakan kebalikan dari hidup yang sembarangan, tanpa bimbingan dan tidak berpikir dengan sepatutnya, ini yang pertama.
Lebih jauh lagi Alkitab menyatakan, "Janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif." Orang bebal disini bukan berarti orang yang IQ-nya rendah. Tidak! Melainkan orang yang tidak takut akan Tuhan. Secara kognitif mereka mungkin tahu tentang Tuhan bahkan mungkin memiliki pengetahuan Taurat yang cukup baik tetapi melalui kelakuan mereka, mereka menyangkal Allah di dalam hidupnya. Berbicara mengenai orang ateis disini, kita dapat mengelompokkan ke dalam dua golongan: 

Þ    Ateis teoritis yaitu mereka yang secara teori menyangkal keberadaan Allah namun seringkali di dalam kelakuan banyak di antara mereka yang hidupnya lebih baik dari yang menamakan diri orang beragama.
Þ    Ateis praktis/ Fasik yaitu secara teori mereka menerima keberadaan Allah, namun di dalam kelakuan menganggap seolah-olah Allah tidak ada. Sedangkan yang dimaksud ‘bebal’ menunjuk kepada ateis praktis. Mereka tahu Allah ada namun hidup seolah-olah Allah tidak ada. Jadi secara kognitif mereka tahu Allah ada, namun di dalam kelakuan justru melawan Tuhan.
Selanjutnya, Paulus mengatakan kalimat "tetapi seperti orang arif." orang arif disini harus kita kaitkan dengan PL. Di dalam PL orang arif atau bijaksana seringkali dikaitkan dengan takut akan Allah.’ Orang yang takut akan Allah, di dalam hidupnya pastilah memiliki kepekaan-kepekaan untuk mendengar suara Allah (firman Allah). Jadi orang yang bijaksana disini adalah orang yang menaruh sikap hormat akan Tuhan bukan hanya di dalam pikiran melainkan juga di dalam hati dan kelakuan mereka. Ini yang menjadi salah satu perbedaan antara filsafat Yunani dengan filsafat Ibrani. Di dalam filsafat Yunani lebih menekankan pada aspek teori sedangkan dalam konsep filsafat Ibrani lebih menunjuk ke tingkah laku. Jadi jika dikatakan, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan." Ini menunjuk ke aspek sikap manusia dihadapan Tuhan. Jadi orang yang arif atau bijaksana bukan hanya memiliki pengetahuan akan Tuhan melainkan juga menghormati Tuhan di dalam seluruh kelakuan mereka termasuk di dalam merencanakan dan mengarahkan seluruh tujuan hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan dan di bawah pimpinan Tuhan.

2.      Menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan.

Istilah ‘waktu’ di dalam Ef 5:16 disini menunjuk pada kesempatan. Dalam bahasa Yunani tidak menggunakan kata ‘kronos’ melainkan kairos’. Jadi di dalam ayat ini mau mengatakan kepada kita ‘pergunakanlah setiap kesempatan yang ada.’ Di dalam dongeng Yunani kesempatan digambarkan dengan dewa kesempatan yang mempunyai rambut di depan. Dan dewa kesempatan ini memiliki sayap dikakinya sehingga jika kita ingin adu lari pasti kalah cepat. Jadi satu-satunya cara bagaimana kita bisa menangkap dewa kesempatan tersebut kita harus menunggu sampai dewa kesempatan itu datang kemudian kita tarik rambutnya. Kita harus betul-betul menggunakan kesempatan tersebut. Terlambat sedikit saja kita tidak dapat menangkapnya lagi. Di dalam bagian ini singkatnya mendorong kita bagaimana kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan sebaik mungkin. Kesempatan disini bisa mencakup banyak aspek, misalnya kesempatan melayani, PI, dsb. Bukan itu saja Paulus juga mengatakan ‘hari-hari ini adalah jahat’. Secara umum kita dapat melihat bahwa hari-hari di depan kita mengandung banyak sekali potensi untuk melahirkan kejahatan. Sedikit saja kita terpeleset kita bisa berdosa. Secara khusus pada masa hidup Paulus, jemaat Efesus sedang menghadapi penganiayaan dari bangsa Romawi. Supaya Kristus bercahaya ini bukan hal yang mudah. Mereka mengalami kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan. Dalam kondisi seperti ini Paulus mengatakan bercahayalah. Tidak mudah kecuali mereka menggunakan setiap kesempatan yang ada sekalipun hari-hari ini jahat."

3.      Mengerti kehendak Tuhan.

Kata ‘mengerti’ disini tidak dapat dilepaskan dari unsur ratio. Itu berarti sebagai orang Kristen kita perlu menggunakan akal kita untuk mengerti kehendak Allah. Jadi ayat ini menolak dengan tegas pengalaman-pengalaman untuk mengerti kehendak Allah lepas dari cara yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk mengerti kehendak Allah kita perlu mendapatkannya dari sumber yang benar dan dengan cara yang tepat. Sumber yang benar adalah firman Allah caranya yaitu melalui penafsiran yang bisa dipertanggungjawabkan yaitu Alkitab menafsirkan Alkitab. Sedangkan fungsi akal hanyalah sebagai alat untuk kita kembali kepada kebenaran Allah yang sudah diwahyukan melalui Alkitab. Tidak ada satu orang pun yang mau mengerti kehendak Allah lepas dari firman. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengerti kehendak Allah di dalam firman lepas dari penafsiran. Masalahnya, bagaimana caranya kita menafsirkan Alkitab secara bertanggungjawab. Jika kita keliru dalam menafsirkan maka kita akan menyimpang dari firman yang benar.
Mengerti kehendak Allah ini penting agar kita dapat menyaring setiap ajaran atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan firman Allah. Dengan mengerti kehendak Allah kita dapat membedakan apakah itu sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Benar atau salah, mutlak atau relatif, kekal atau sementara, penting atau tidak penting. Setiap jemaat Tuhan perlu mengerti kehendak Allah, dengan demikian kita dapat menguji setiap ajaran maupun tingkah laku kita sesuai dengan paradigma Biblikal.

4.      Hidup yang terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Kalimat "hendaklah kamu dipenuhi Roh Kudus" dalam bahasa aslinya ditulis dalam bentuk present imperatif pasif. Present artinya terus menerus, imperatif suatu perintah, pasif karena kita terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Jadi sebagai orang Kristen kita harus terus menerus setiap hari, setiap jam, setiap detik untuk secara aktif menaklukkan diri kita di bawah pimpinan dan inisiatif Allah yang aktif. Jadi kita harus terus menerus secara aktif berada dibawah keaktifan Allah yang memimpin hidup kita. Jikalau poin keempat ini tidak ada di dalam hidup kita sulit bagi kita untuk hidup bercahaya di tengah dunia ini. Kita bukan hanya jadi orang Kristen yang hanya mengamati dengan seksama bagaimana kita hidup, kemudian mengerti kehendak Allah tetapi untuk memiliki sikap hidup yang bijaksana kita perlu mengerti kehendak Allah. Namun kehendak Allah ini baru dapat menjadi realita jikalau kita senantiasa berada di bawah ketaatan aktif kita dibawah ketaatan aktif Allah yang sedang memimpin hidup kita. Jikalau ini ada di dalam pergumulan hidup kita senantiasa maka pastilah Kristus bercahaya melalui hidup kita.
Saudara, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita pada hari-hari kedepan. Namun satu hal yang pasti masalah, kesulitan, tantangan, dan pencobaan pasti akan kita hadapi dan kita alami. Saya hanya minta, marilah ditengah-tengah ketidakpastian yang akan kita alami pada tahun ini kita tidak meminta kepada Tuhan agar Tuhan angkat semua masalah, kesulitan dan pencobaan yang akan kita alami. Tidak! Karena itu bukan ajaran Alkitab. Tetapi marilah kita terus menerus memperhatikan bagaimana kita hidup jangan seperti orang bebal melainkan seperti orang arif. Dan pergunakanlah kesempatan yang ada untuk menuliskan catatan hidup kita dengan tinta emas kekekalan Tuhan. sekalipun kita berada di dalam kesulitan yang besar. Ingat waktu adalah bahan baku kehidupan, kita pakai atau tidak waktu itu akan berlalu. Marilah kita terus bertekun di dalam mempelajari, merenungkan dan menggumulkan firman Tuhan di dalam hidup kita sehingga kita dapat mengerti kehendak Allah dan berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memampukan kita untuk terus menerus taat dibawah pimpinanNya. Bersediakah saudara? Kiranya Tuhan membangunkan, menyadarkan dan memampukan kita untuk hidup bercahaya di tengah dunia yang gelap ini. Amin!

 
Pelkat PKP 26-05-2011
Timotius Suprapto