Jumat, 28 Agustus 2015

Bangun dan Bangkitlah dari antara Orang Mati



Bangun dan Bangkitlah dari antara Orang Mati
Effesus 5 : 10 – 14


5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
5:12 Sebab menyebutkan saja pun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
5:14 Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
 
Firman Tuhan di dalam Efesus 5:14 menjadi Tema renungan kita saat ini.
Di dalam ayat ini Paulus mengatakan, "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu." Di dalam ayat 14 ini seakan-akan Paulus mau mengatakan, "Jika kamu telah bangun dari tidurmu, telah bangkit dari kematian dan sekarang di dalam terang maka berjalanlah secara bijaksana. Atau dengan kata lain, "Karena kamu telah diselamatkan, hendaklah kamu berjalan di dalam bijaksana." Seseorang mungkin berkata, "Tunggu sebentar!" Bagaimana mungkin seorang yang baru percaya kepada Kristus dapat berjalan dalam hikmat? Bukankah kita harus bertumbuh? Menjadi orang Kristen yang bijaksana membutuhkan waktu yang lama. Pertanyaan-pertanyaan ini keliru, karena ayat ini tidak menunjuk kepada orang Kristen yang baru, melainkan Paulus mau mengatakan bagaimana hidup sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan. Disini Paulus sedang mengatakan, "Sejak kamu bangun, hidup dan ada di dalam terang, kamu dapat berjalan secara bijaksana." Di dalam ayat ini kata ‘bangunlah’ merupakan kata yang penting. Kata ‘bangun’ menunjukkan kita sudah ‘hidup’ dan jika kita ‘hidup’ itu berarti kita memiliki ‘kesadaran.’ Jika kita sudah sadar barulah kita bisa ‘bangkit.’ Sesudah bangkit barulah kita bisa bekerja dan Kristus baru dapat ‘bercahaya’ melalui hidup kita. Sayangnya, banyak orang menamakan diri orang Kristen bahkan sudah lama menjadi orang Kristen, namun hidupnya tidak bercahaya di tengah-tengah kegelapan dan hanyut terbuai dalam arus kehidupan serta berada di bawah tekanan dosa, sehingga cahaya Kristus tidak nampak di dalam orang tersebut. Hanya jemaat yang hidup, yang bangun dan yang bangkit barulah Kristus bercahaya di tengah kegelapan.
Agar, Kristus bercahaya di dalam hidup jemaat bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya jemaat yang telah diselamatkan harus menggumulkan beberapa hal:

1.      Memperhatikan dengan seksama bagaimana jemaat hidup."

Kata "dengan seksama" disini di dalam bahasa Yunani memiliki arti ketepatan atau ketelitian. Jadi hidup dengan seksama disini merupakan kebalikan dari hidup yang sembarangan, tanpa bimbingan dan tidak berpikir dengan sepatutnya, ini yang pertama.
Lebih jauh lagi Alkitab menyatakan, "Janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif." Orang bebal disini bukan berarti orang yang IQ-nya rendah. Tidak! Melainkan orang yang tidak takut akan Tuhan. Secara kognitif mereka mungkin tahu tentang Tuhan bahkan mungkin memiliki pengetahuan Taurat yang cukup baik tetapi melalui kelakuan mereka, mereka menyangkal Allah di dalam hidupnya. Berbicara mengenai orang ateis disini, kita dapat mengelompokkan ke dalam dua golongan: 

Þ    Ateis teoritis yaitu mereka yang secara teori menyangkal keberadaan Allah namun seringkali di dalam kelakuan banyak di antara mereka yang hidupnya lebih baik dari yang menamakan diri orang beragama.
Þ    Ateis praktis/ Fasik yaitu secara teori mereka menerima keberadaan Allah, namun di dalam kelakuan menganggap seolah-olah Allah tidak ada. Sedangkan yang dimaksud ‘bebal’ menunjuk kepada ateis praktis. Mereka tahu Allah ada namun hidup seolah-olah Allah tidak ada. Jadi secara kognitif mereka tahu Allah ada, namun di dalam kelakuan justru melawan Tuhan.
Selanjutnya, Paulus mengatakan kalimat "tetapi seperti orang arif." orang arif disini harus kita kaitkan dengan PL. Di dalam PL orang arif atau bijaksana seringkali dikaitkan dengan takut akan Allah.’ Orang yang takut akan Allah, di dalam hidupnya pastilah memiliki kepekaan-kepekaan untuk mendengar suara Allah (firman Allah). Jadi orang yang bijaksana disini adalah orang yang menaruh sikap hormat akan Tuhan bukan hanya di dalam pikiran melainkan juga di dalam hati dan kelakuan mereka. Ini yang menjadi salah satu perbedaan antara filsafat Yunani dengan filsafat Ibrani. Di dalam filsafat Yunani lebih menekankan pada aspek teori sedangkan dalam konsep filsafat Ibrani lebih menunjuk ke tingkah laku. Jadi jika dikatakan, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan." Ini menunjuk ke aspek sikap manusia dihadapan Tuhan. Jadi orang yang arif atau bijaksana bukan hanya memiliki pengetahuan akan Tuhan melainkan juga menghormati Tuhan di dalam seluruh kelakuan mereka termasuk di dalam merencanakan dan mengarahkan seluruh tujuan hidupnya sesuai dengan kehendak Tuhan dan di bawah pimpinan Tuhan.

2.      Menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan.

Istilah ‘waktu’ di dalam Ef 5:16 disini menunjuk pada kesempatan. Dalam bahasa Yunani tidak menggunakan kata ‘kronos’ melainkan kairos’. Jadi di dalam ayat ini mau mengatakan kepada kita ‘pergunakanlah setiap kesempatan yang ada.’ Di dalam dongeng Yunani kesempatan digambarkan dengan dewa kesempatan yang mempunyai rambut di depan. Dan dewa kesempatan ini memiliki sayap dikakinya sehingga jika kita ingin adu lari pasti kalah cepat. Jadi satu-satunya cara bagaimana kita bisa menangkap dewa kesempatan tersebut kita harus menunggu sampai dewa kesempatan itu datang kemudian kita tarik rambutnya. Kita harus betul-betul menggunakan kesempatan tersebut. Terlambat sedikit saja kita tidak dapat menangkapnya lagi. Di dalam bagian ini singkatnya mendorong kita bagaimana kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan sebaik mungkin. Kesempatan disini bisa mencakup banyak aspek, misalnya kesempatan melayani, PI, dsb. Bukan itu saja Paulus juga mengatakan ‘hari-hari ini adalah jahat’. Secara umum kita dapat melihat bahwa hari-hari di depan kita mengandung banyak sekali potensi untuk melahirkan kejahatan. Sedikit saja kita terpeleset kita bisa berdosa. Secara khusus pada masa hidup Paulus, jemaat Efesus sedang menghadapi penganiayaan dari bangsa Romawi. Supaya Kristus bercahaya ini bukan hal yang mudah. Mereka mengalami kesulitan, tantangan, bahkan penderitaan. Dalam kondisi seperti ini Paulus mengatakan bercahayalah. Tidak mudah kecuali mereka menggunakan setiap kesempatan yang ada sekalipun hari-hari ini jahat."

3.      Mengerti kehendak Tuhan.

Kata ‘mengerti’ disini tidak dapat dilepaskan dari unsur ratio. Itu berarti sebagai orang Kristen kita perlu menggunakan akal kita untuk mengerti kehendak Allah. Jadi ayat ini menolak dengan tegas pengalaman-pengalaman untuk mengerti kehendak Allah lepas dari cara yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk mengerti kehendak Allah kita perlu mendapatkannya dari sumber yang benar dan dengan cara yang tepat. Sumber yang benar adalah firman Allah caranya yaitu melalui penafsiran yang bisa dipertanggungjawabkan yaitu Alkitab menafsirkan Alkitab. Sedangkan fungsi akal hanyalah sebagai alat untuk kita kembali kepada kebenaran Allah yang sudah diwahyukan melalui Alkitab. Tidak ada satu orang pun yang mau mengerti kehendak Allah lepas dari firman. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengerti kehendak Allah di dalam firman lepas dari penafsiran. Masalahnya, bagaimana caranya kita menafsirkan Alkitab secara bertanggungjawab. Jika kita keliru dalam menafsirkan maka kita akan menyimpang dari firman yang benar.
Mengerti kehendak Allah ini penting agar kita dapat menyaring setiap ajaran atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan firman Allah. Dengan mengerti kehendak Allah kita dapat membedakan apakah itu sesuai dengan kehendak Allah atau tidak. Benar atau salah, mutlak atau relatif, kekal atau sementara, penting atau tidak penting. Setiap jemaat Tuhan perlu mengerti kehendak Allah, dengan demikian kita dapat menguji setiap ajaran maupun tingkah laku kita sesuai dengan paradigma Biblikal.

4.      Hidup yang terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Kalimat "hendaklah kamu dipenuhi Roh Kudus" dalam bahasa aslinya ditulis dalam bentuk present imperatif pasif. Present artinya terus menerus, imperatif suatu perintah, pasif karena kita terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus. Jadi sebagai orang Kristen kita harus terus menerus setiap hari, setiap jam, setiap detik untuk secara aktif menaklukkan diri kita di bawah pimpinan dan inisiatif Allah yang aktif. Jadi kita harus terus menerus secara aktif berada dibawah keaktifan Allah yang memimpin hidup kita. Jikalau poin keempat ini tidak ada di dalam hidup kita sulit bagi kita untuk hidup bercahaya di tengah dunia ini. Kita bukan hanya jadi orang Kristen yang hanya mengamati dengan seksama bagaimana kita hidup, kemudian mengerti kehendak Allah tetapi untuk memiliki sikap hidup yang bijaksana kita perlu mengerti kehendak Allah. Namun kehendak Allah ini baru dapat menjadi realita jikalau kita senantiasa berada di bawah ketaatan aktif kita dibawah ketaatan aktif Allah yang sedang memimpin hidup kita. Jikalau ini ada di dalam pergumulan hidup kita senantiasa maka pastilah Kristus bercahaya melalui hidup kita.
Saudara, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup kita pada hari-hari kedepan. Namun satu hal yang pasti masalah, kesulitan, tantangan, dan pencobaan pasti akan kita hadapi dan kita alami. Saya hanya minta, marilah ditengah-tengah ketidakpastian yang akan kita alami pada tahun ini kita tidak meminta kepada Tuhan agar Tuhan angkat semua masalah, kesulitan dan pencobaan yang akan kita alami. Tidak! Karena itu bukan ajaran Alkitab. Tetapi marilah kita terus menerus memperhatikan bagaimana kita hidup jangan seperti orang bebal melainkan seperti orang arif. Dan pergunakanlah kesempatan yang ada untuk menuliskan catatan hidup kita dengan tinta emas kekekalan Tuhan. sekalipun kita berada di dalam kesulitan yang besar. Ingat waktu adalah bahan baku kehidupan, kita pakai atau tidak waktu itu akan berlalu. Marilah kita terus bertekun di dalam mempelajari, merenungkan dan menggumulkan firman Tuhan di dalam hidup kita sehingga kita dapat mengerti kehendak Allah dan berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memampukan kita untuk terus menerus taat dibawah pimpinanNya. Bersediakah saudara? Kiranya Tuhan membangunkan, menyadarkan dan memampukan kita untuk hidup bercahaya di tengah dunia yang gelap ini. Amin!

 
Pelkat PKP 26-05-2011
Timotius Suprapto

DISELAMATKAN OLEH IMAN


Effesus 2 : 1 – 10

2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan --
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, 
yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
 
Latar belakang :
 
Dalam  Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus,  penulis menekankan Rencana Allah agar 
"Seluruh alam, 
baik  yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus  sebagai kepala" (1:10)
Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Allah melalui Kristus, sehingga ungkapan-
ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan 
perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, 
dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
Jemaat Kristus yang diberkati, mari  kita baca kembali dan cermati  ayatnya yang  ke 8 :

2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,"
 
Dari ayatnya ini saya mengambil Judul sesuai dengan Sabda Bina Umat hari ini :
 
DISELAMATKAN OLEH IMAN
 
Jemaat Kristus yang berbahagia, keberadaan kita di negara dimana terdapat bermacam-macam agama 
dan kepercayaan, telah membuat cara keberagamaan kitapun terkontaminasi dengan cara-cara agam 
lain.
Contoh, apabila ada suatu masalah terhadap orang lain, atau bahkan pada diri kita, tidak jarang kita me
ngatakan bahwa itu karma tanpa memahami apa sebenarnya pengertian karma itu sendiri.
Bahkan sering kita menganggap segala sesuatu yang kita lakukan, misal mengasihi, menolong, membe
ri sedekah dan lain-lain itu agar Allah berkenan mengampuni kita, atau pahala kita semakin berlimpah-
limpah.
Seolah-olah untuk mendapatkan perhatian Allah kita harus melakukan demonstrasi, agar sorga menjadi 
geger dan akhirnya kita mendapat perhatian Allah. Tidak.....bukan seperti itu
Sesungguhnya ada perbedaan yang sangat mencolok perilaku keagamaan orang percaya dengan agama-
agama lain.
Kalau kita melakukan hal-hal yang baik, mengasihi orang lain, memberi pertolongan orang lain BUKAN 
untuk mendapat perhatian dan imbalan dari Tuhan. Pengertian ini yang membedakan kita dengan dunia luar.
Kita jangan ikut-ikutan mereka, keKristenan tidak seperti itu.
Kita melakukan hal-hal yang baik, mengasihi orang lain, memberi pertolongan orang lain, itu tidak lebih 
karena Allah Bapa telah terlebih dahulu melakukan hal-hal yang baik kepada kita, mengasihi kita, memberi 
pertolongan kepada kita sebelum kita melakukan hal-hal itu. Semua itu kita lakukan sebagai ungkapan syukur 
kita kepada Allah yang telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Untuk itulah nats-nats yang kita baca malam ini, memberi pengertian kepada kita.
 
Seperti Judul yang kita tetapkan malam ini :
 
DISELAMATKAN OLEH IMAN
 
Pertanyaannya :
 
APAKAH MAKSUD TUHAN BAHWA KITA DISELAMATKAN OLEH IMAN????
 
Jawab :
1.      Karena sesungguhnya kita ini telah mati
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu 
roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
 
2.      Karena keselamatan itu adalah karunia Allah
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah 
sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
  
Ibrani  2
2:3 bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu, yang mula-mula diberitakan oleh Tuhan dan oleh mereka yang telah mendengarnya, kepada kita dengan cara yang dapat dipercayai, sedangkan

Ibrani  3
3:2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya
 
3.      Karena keselamatan hanya bisa kita peroleh karena Iman kepada Yesus Kristus
I Timotius  1
1:14 Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
II Timotius  3
3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
 
Jemaat Kristus yang berbahagia, oleh karenanya marilah kita sejak malam ini berbuat sesuatu yang baik bukan 
karena kita hendak menarik perhatian Allah tapi sebaliknya, karena kita telah memperoleh keselamatan dari Allah, 
karena sadar bahwa keselamatan kita peroleh karena :
 
 
Kotbah PW 12 Feb. 2009
 
 
Timotius Suprapto